Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No KGK: contoh masukkan no. KGK : 67, 834 atau 883-901, 1125-1140
Materi iman
Dokumen Gereja
Dok.: No. : Pilih Dokumen yg di tuju & masukkan no. dok. yg dicari - 0 (nol) daftar isi- (cat. kaki lihat versi Cetak)

 

 

KONSTITUSI APOSTOLIK
“MISSALE ROMANUM”

Constitutio Apostolica “Missale Romanum

lanjutan.....

IV. BEBERAPA KAIDAH UMUM UNTUK SEMUA BENTUK MISA

Penghormatan Altar dan Kitab Injil ( Evangeliarium )

         273. Sesuai dengan tradisi liturgi, altar dan Kitab Injil dihormati dengan mencium. Akan tetapi, kalau mencium tidak sesuai dengan tradisi atau kekhasan daerah setempat, Konferensi Uskup berwenang menggantinya dengan cara penghormatan yang lain, dengan persetujuan Takhta Apostolik.

Berlutut dan Membungkuk

         274. Berlutut, yakni tata gerak yang dilakukan dengan menekuk lutut kanan sampai menyentuh lantai, merupakan tanda sembah sujud. Oleh karena itu, berlutut dikhususkan untuk menghormati Sakramen Mahakudus dan Salib Suci yang digunakan dalam Liturgi Jumat Agung sampai sebelum memasuki Misa Malam Paskah.

 

            Dalam Misa, hanya tiga kali imam berlutut, yaitu pada saat konsekrasi sesudah memperlihatkan hosti dan sesudah menunjukkan piala, dan sebelum imam menyanbut Tubuh Kristus. Ketentuan-ketentuan khusus untuk Misa konselebrasi dipaparkan pada tempat yang bersangkutan (bdk.no.210-251).

            Kalau di panti imam ada tabernakel dengan Sakramen Mahakudus di dalamnya, maka imam, diakon dan pelayan-pelayan lain selalu berlutut pada saat mereka tiba di depan altar dan pada saat akan meninggalkan panti imam. Tetapi dalam Misa sendiri mereka tidak perlu berlutut.

            Di luar perayaan Ekaristi, setiap kali lewat di depan Sakramen Mahakudus, orang berlutut, kecuali kalau mereka sedang dalam perarakan.

            Para pelayan yang membawa salib perarakan atau lilin menundukkan kepala sebagai ganti berlutut.

         275. Di samping berlutut, ada juga tata gerak membungkuk dan menundukkan kepala. Keduanya merupakan tanda penghormatan kepada orang atau barang yang merupakan representasi pribadi tertentu.

         a. Menundukkan kepala dilakukan waktu mengucapkan nama Tritunggal Mahakudus, nama Yesus, nama Santa Perawan Maria, dan nama santo / santa yang diperingati dalam Misa yang bersangkutan.

         b. Membungkukkan badan atau membungkuk khidmat dilakukan waktu (1) menghormati altar;(2) sebelum memaklumkan Injil, waktu mengucapkan doa sucikanlah hati dan budiku, ya Allah yang mahakuasa…(3) dalam syahadat, waktu mengucapkan kata-kata Ia dikandung dari Roh Kudusdan Ia menjadi manusia;(4) dalam persiapan persembahan, waktu mengucapkan doa Dengan rendah hati dan tulus;(5) dalam Kanon Romawi pada kata-kata Allah yang mahakuasa, utuslah malaikat-Mu…Membungkuk juga dilakukan oleh diakon waktu minta berkat kepada imam sebelum mewartakan Injil. Kecuali itu, imam juga membungkuk sedikit waktu mengucapkan kata-kata Tuhan pada saat konsekrasi: Terimalah …

Penggunaan Dupa

         276. Pendupaan merupakan ungkapan hormatdan doa sebagaimana dijelaskan dalam Alkitab (bdk.Mzm 141:2; Why 8:3).

Dalam setiap bentuk Misa boleh digunakan dupa :

         a. selama perarakan masuk;

         b. pada permulaan Misa untuk menghormati salib dan altar;

         c. waktu perarakan dan pewartaan Injil;

         d. sesudah roti dan anggur disiapkan di altar, bahan persembahan, salib, dan altar didupai; juga imam dan jemaat.

         e. waktu hosti dan piala diperlihatkan kepada umat sesudah konsekrasi masing-masing.

         277. Sesudah mengisi pedupaan, imam memberkatinya dengan membuat tanda salib di atasnya, tanpa mengatakan apa-apa.

         Sebelum dan sesudah pendupaan, petugas membungkuk khidmat ke arah orang atau barang yang didupai, kecuali dalam pendupaan altar dan bahan persembahan untuk Ekaristi.

          Pendupaan dilaksanakan dengan mengayunkan pedupaan ke depan dan ke belakang. Pedupaan diayunkan tiga kali untuk penghormatan: (a) Sakramen Mahakudus, relikui salib suci dan patung Tuhan yang dipajang untuk dihormati secara publik; (b) bahan persembahan; (c) salb altar, Kitab injil, lilin paskah, imam dan jemaat.

         Pedupaan diayunkan dua kali untuk penghormatan: relikui dan patung orang kudus yang dipajang untuk dihormati secara publik. Semua ini didupai hanya pada awal perayaan Ekaristi sesudah pendupaan altar.

         Altar didupai dengan serangkaian ayunan tunggal sebagai berikut :

         a. Kalau altar berdiri sendiri, imam mendupai altar sambil mengelilinginya.

         b. Kalau altar melekat pada dinding, maka imam mendupai sambil berjalan ke sisi kanan lalu ke sisi kirinya.

               Kalau ada salib di atas atau di dekat altar, maka salib itu didupai sebelum altar. Atau, imam mendupai salib pada saat ia melintas di depannya.

         Sebelum mendupai salib dan altar, imam mendupai bahan persembahan dengan mengayunkan pedupaan tiga kali atau dengan membuat tanda salib dengan pedupaan di atas bahan persembahan.

Pembersihan Bejana-bejana

         278. Kalau remah-remah hosti melekat pada jari imam, misalnya sesudah hosti dibelah dua atau sesudah komuni umat, hendaknya imam membersihkan jari di atas patena. Bila perlu ia membasuh tangan. Remah-remah yang terletak di luar patena hendaknya dikumpulkan.

         279. Bejana-bejana kudus dibersihkan oleh imam atau diakon atau akolit yang dilantik sesudah komuni atau sesudah Misa, kalau mungkin, pada meja samping. Piala dibersihkan dengan air atau dengan air dan anggur, yang kemudian diminum oleh petugas yang bersangkutan. Kemudian, patena dan sibori biasanya dibersihkan dengan purifikatorium.

         Sesudah pembagian komuni, hendaknya sungguh diperhatikan agar sisa Darah Kristus langsung diminum oleh pelayan komuni yang bersangkutan pada altar.

         280. Hosti atau bagian hosti yang terjatuh harus dipungut dengan khidmat. Kalau ada Darah Kristus tertumpah, hendaknya tempat itu dibersihkan dengan air. Air itu lalu dituangkan ke dalam sakrarium 123 di sakristi.

 

 

<<< Sebelumnya [Home] Selanjutnya >>>

[Home] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24][25] [26] [Daftar Singkatan]

 

 

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id